Perpustakaan Di Masa Depan

Mari kita berhenti sejenak dan membayangkan seperti apa perpustakaan 50 tahun lagi. Sebuah ruangan besar yang semuanya diatur oleh komputer dan robot? Ataukah sebuah tempat di mana tidak ada buku lagi di dalamnya (dan mungkin juga tidak ada kaset/CD Audio Visual lagi)? Ataukah masih perpustakaan yang sama seperti saat ini?

Buat saya, perpustakaan di masa depan adalah "no boundary library" (perpustakaan tana batas). Perpustakaan di mana kita bisa mendapatkan informasi apapun yang kita inginkan dengan cepat dan tepat. Misalnya, ketika kita butuh suatu data pada pukul 2 pagi (pasti anak kuliahan deh yang cari data jam segitu) kita dapat masuk ke website perpustakaan tersebut dan kita dapat mendownload data yang kita perlukan (dapat berupa artikel, jurnal, hasil penelitian, atau buku dalam kategori yang sama). Selain itu, informasi yang sama juga dapat kita peroleh lewat mobile device (telepon genggam atau smartphone).

Satu hal yang harus ada di perpustakaan masa depan adalah kemudahan mencari buku. Selama ini saya merasa kesulitan untuk mencari buku di perpustakaan ,karena terkadang buku tersebut tidak berada di tempat yang seharusnya (padahal data di komputer menyatakan bahwa buku itu ada). Solusinya bisa dengan sistem pemancar. Jadi masing-masing bulu dipasangi semacam pemancar (mungkin semacam RFID) yang bisa dideteksi lewat aplikasi yang dipasang di komputer dan dapat juga dipasang di telepon genggam, sehingga ketika kita memasukkan kode buku yang diminta, di layar akan muncul posisi bukunya (misalkan kedipan merah di peta perpustakaan), sehingga memudahkan kita untuk mencari buku tersebut.

Satu hal yang pasti buat saya, perpustakaan akan tetap ada bahkan bila 50 tahun telah berlalu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Review Buku: All-Night Party

Judul: All-Night Party (Pesta Semalam Suntuk)
Pengarang: R.L. Stine

Sbenarnya ini buku yang sudah lama saya baca sih, cuma baru kepikiran buat rviewnya sekarang. Ceritanya tentang sekelompok remaja yang pergi ke pulau terpencil unuk merayakan ulang tahun salah seorang teman mereka, Cindy.

Ketika di pulau, mereka mendengar berita bahwa ada seorang narapidana pembunuhan yang lari ke pulau tersebut. Lalu tiba-tiba si gadis yang berulang tahun mendapatkan "kehormatan" pertama sebagai korban pembunuhan. Kengerian pn mencekam di antara para peserta pesta. Kemudian senjata si pembunuh ditemukan di dalam tas salah seorang dari mereka. Saling tuduh pun dimulai.

Sebenarnya dari alur cerita sih tidak terlalu berat. Bisa dimaklumi sih, mengingat R.L. Stine memang lebih ke arah pengarang cerita anak-anak. Tetapi ada 1-2 twist dalam cerita yang cukup menarik untuk disimak.

Nilai: 7/10

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perpustakaan dan Informasi Teknologi

Di era di mana teknologi informasi diterapkan hampir di setiap tempat, perpustakaan juga turut serta dalam perkembangan zaman ini dan telah menerapkan TI dalam pengelolaannya.

Sejak masuknya penerapan TI di dalam perpustakaan, banyak hal yang telah berubah. Misalkan saja di zaman ra TI, untuk sistem sirkulasi dan pengadaan, digunakan punch card sebagai media informasi. Saat ini, komputer telah menggantikan punch card sebagai media input output utama (lihat punch card).



Contoh punch card

Ada 2 jenis modul dalam sistem TI yang dipakai di perpustakaan:
1. Modul yang berdiri sendiri
Merupakan modul di mana tiap divisi pada perpustakaan memiliki sistem TI yang tidak terhubung dengan divisi lainnya. Hal ini sangat menyusahkan, karena antar divisi tidak dapat segera memperoleh data yang diinginkan, serta sangat mungkin terjadi perbedaan data antar divisi.

2. Modul terintegrasi
Merupakan modul yang dipakai oleh sebagian besar perpustakaan saat ini. Dengan modul terintegrasi, modul antar divisi dapat saling berhubungan satu sama lain.

Pengaruh otomasi perpustakaan:
Masuknya otomasi ke dalam perpustakaan mempengaruhi banyak aspek dalam pengelolaan perpustakaan. Otomasi perpustakaan membantu mengorganisasi anggaran, staf, serta data koleksi perpustakaan. Selain itu dengan otomasi, perpustakaan menyediakan layanan tanpa batas ruang dan waktu, serta memiliki jangkauan yang luas, cepat, serta tepat.

Mengapa Melakukan Otomasi Perpustakaan?
Ada banyak alasan mengapa suatu perpustakaan perlu melakukan otomasi. Antara lain:
1. Prestige
Salah satu alasan adalah meningkatkan gengsi perpustakaan. Karena dengan melakukan otomasi, perpustakaan akan terlihat mengikuti perkembangan zman.

2. Promosi
Penggunaan TI dalam perpustakaan juga dapat menjadi salah satu poin promosi perpustakaan (lihat pentingnya promosi perpustakaan).

3. Efisiensi
Penggunaan TI di perpustakaan mengefisiensi waktu dan biaya karena pengaturan data dan perhitungan semuanya dapat dilakukan oleh komputer, sehingga manusia yang menjalankannya tidak perlu kerepotan dengan kertas-kertas arsip dan perhitungan yang rumit.

4. Resource Sharing
Penggunaan TI dapat menghubungkan data buku yang dimiliki antar perpustakaan, sehingga misalkan di perpustakaan A tidak memiiki buku yang Anda cari, perpustakaan A dapat mengecek perpustakaan-perpustakaan lain yang terhubung dengannya, sehingga apabila buku itu ada di perpustakaan lain, maka perpustakaan A dapat meminjamkannya untuk Anda.

5. Peningkatan Layanan
Penggunaan TI berarti perpustakaan dapat memberikan layanan 24 jam kepada pengguna dengan jaringan yang luas, cepat, serta tepat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan otomasi
1. Vendor
Pilihlah vendor yang terpercaya. Cobalah menanyakan ke perpustakaan-perpustakaan lainnya yang pernah menggunakan vendor tersebut. Bagaimana pengalaman mereka menggunakan produk vendor tersebut? Bagaimana kinerja vendor tersebut?

2. Harga
Otomasi perpustakaan harus disesuaikan dengan anggaran yang ada. Ingat bahwa melakukan otomasi berarti ada biaya di perangkat keras, perangkat lunak, implementasi jaringan komputer, dan teknisi.

3. Dokumentasi
Apakah sistem TI yang akan dipakai memiliki buku panduan? Atau adakah buku yang ditulis khusus untuk sistem tersebut? Dokumentasi sistem dapat membantu kita untuk melihat sebaik apa sistem tersebut nantinya akan bekerja.

4. Kebutuhan Perpustakaan
Perhatikan apakah perpustakaan memang butuh untuk melakukan otomasi? Ataukah hanya sekadar ikut-ikutan trend? Apa alasan untuk melakukan otomasi?

5.Kebijakan Pemerintah
Perhatikan apakah ada kebijakan khusus pemerintah dalam penerapan TI yang akan dipakai? Pastikan penerapannya tidak melanggar hukum yang berlaku.

6. Kemampuan Perpustakaan
Seelah TI terimplementasi, bagimana kemampuan perpustakaan dalam menanganinya? Apakah infrastrukturnya memadai (listrik, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komputer, pengaturan pemakaian, peraturan perpustakaan)? Selain itu pastikan staf perpustakaan telah mempelajari cara penggunaan sistem baru tersebut.

7. User Friendliness
Perhatikan semudah apakah program tersebut dapat dipakai oleh pengguna. Bagaimana dengan estetika program? Bagaimana kecepatan aksesnya? Bagaimana dengan kelengkapan dan kemutakhiran informasinya?

Beberapa fitur umum yang harus diperhatikan:
Laporan , statistik pemanfaatan (Output -> elektronik/cetak
Keamanan (back up, user name, password)
Manajemen operator ( limitasi pemanfaatan -> admin-user )
Reliable (tidak error, data konsisten dsb. )
Update (reguler, sporadis, jika dibutuhkan? )
Versi demo, percobaan
Kebutuhan perangkat keras (server, internet, lan, kapasitas.)
Tahun pembuatan

Beberpa fitur khusus yang harus diperhatikan:
Format meta data sesuai standar perpustakaan (Marc, dublin core) -> pertukaran/transfer data
Fleksibilitas/Adaptasi/kustomisasi (sesuai policy perpustakaan, peraturan, nama perpustakaan, warna, design, pemanfaatan, user)
Komunikasi dengan pengguna ( saran, tanya jawab, forum, chat, milis, news dsb. )
integrasi dengan data dari unit lain (ekspor – impor data murid, staff , keuangan, kelas dsb. )
terhubung ke internet

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Promosi Perpustakaan

Pertanyaan: perlukah promosi oleh sebuah perpustakaan? Jawabannya adalah YA (dan saya menuliskan dalam huruf besar untuk menunjukkan betapa pentingnya hal ini). Perpustakaan, layaknya sebuah produk komersial, butuh "pelanggan" agar perpustakaan dapat terus berjalan.

Berbeda dengan produk komersial (atau usaha barang/jasa) yang menarik pelanggan untuk membeli produknya, promosi pada perpustakaan lebih bertujuan untuk mengundang orang datang ke perpustakaan.

Ada banyak alasan mengapa promosi diperlukan:
1. Rendahnya minat baca.
Tidak dapat dipungkiri bahwa minat baca, khususnya di Indonesia, sangat rendah. Salah satu tujuan berdirinya perpustakaan adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat. KArena itu, jenis promosi yang menarik akan sangat mungkin untuk menarik pengunjung baru yang tadinya tidak suka membaca, tapi akhirnya mulai tertarik untuk membaca.

2. Buta informasi
Salah satu tujuan perpustakaan adalah menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Karena itu perpustakaan harus meyakinkan orang-orang yang buta informasi agar mau datang ke perpustakaan untuk memperoleh informasi.

3. Perpustakaan tidak populer.
Rasanya sudah jelas kenapa promosi dibutuhkan dalam hal ini.

4. Gambaran negatif tentang perpustakaan
Membosankan, gak gaul, dan cupu. Mungkin itu beberapa gambaran negatif yang terpatri di otak kebanyakan orang (khususnya anak muda) mengenai perpustakaan. Karena itu promosi sangat penting untuk menunjukkan bahwa hal ini salah.

5. Layanan/program baru
Apabila ada layanan/program baru di perpustakaan, maka hal ini perlu untuk dipromosikan, sehingga pengunjung melek akan layanan/program baru tersebut.

Lalu bagaimana bentuk promosi di perpustakaan itu? Ada bermacam-macam, antara lain:
1. Publisitas
Lewat press release. Apabila ada layanan/program baru atau hal menarik apalah yang baru di perpustakaan, pihak perpustakaan bisa mengundang media agar diberitakan di majalah dan surat kabar. Selain itu misalnya kalau ada artis yang mau menikah, mungkin bisa dipersuasi agar press release-nya dilakukan di perpustakaan, bukan di cafe-cafe.
Selain itu acara seperti bedah buku, seminar, talk show, dan story telling juga bisa menjadi pilihan.

2. Iklan
Iklan dapat dilakukan lewat media massa, website, brosur, dan pamflet.

3. Lingkungan
Lingkungan tempat perpustakaan berada juga memainkan peranan penting. Lokasinya harus strategis (minimal tempat parkirnya mudah dan kalau bisa gratis. *lirik salah satu perpustakaan yang pernah kukunjungi). Lingkungannya harus bersih dan asri. Yang paling penting, harus meletakkan tanda yang besaaar bahwa gedung yang strategis, bersih, serta asri itu adalah perpustakaan.

4. Program khusus
Perpustakaan bisa menjadi host klub atau kompetisi. Misalkan klub baca anak, klub buku wanita, klub catur, atau klub menggambar (tidak harus selalu berhubungan dengan buku). Beruang tidak menyarankan klub-klub seperti, klub pemandu sorak, klub sepak bola, klub mobil F1, klub paduan suara, atau klub berburu beruang (yang terakhir ini dilarang keras!).

5. Insentif
Misalnya dengan memberi hadiah bagi peminjam buku masakan terbanyak, yang paling sering berkunjung ke perpustakaan, yang tidak pernah kena denda, atau yang paling sering belai-belai beruang penjaga perpustakaan yang paling sering membawa teman ke perpustakaan.

6. Kontak personal
Umpan balik dari pengunjung perlu diperhatikan, selain itu keramahan petugas perpustakaan juga penting untuk diperhatikan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Layanan Sebuah Perpustakaan

Salah satu hal yang paling penting di dalam perpustakaan (selain koleksi yang disediakan tentunya) adalah layanan. Layanan pada sebuah perpustakaan bermacam-macam. Ada layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian), referensi, audio visual, dan juga serial.

Sirkulasi mungkin merupakan layanan yang paling jelas dan dekat dengan pengguna. Sebab semua peminjaman dan pengembalian buku bersentuhan langsung dengan layanan ini. Pada layanan sirkulasi, semua buku yang dipinjam akan dicatat nama buku yang dipinjam, nama peminjam, serta tanggal kembalinya. Sementara ketika buku dikembalikan, tanggal pengembaliannya akan dicatat dan apabila terlambat, maka peminjam akan dikenakan denda yang besarnya ditentukan oleh tiap-tiap perpustakan.


Beberapa "alat tempur" yang wajib ada di bagian sirkulasi:
1. Kartu anggota: berisi data-data anggota seperti nomor peminjam, nama, alamat, dsb. Susunannya berdasarkan alfabet.

2. Kartu buku: berisi informasi buku dan tanggal pengembalian. Susunannya berdasarkan alfabet

3. Form peminjaman: struk-struk peminjaman disimpan oleh bagian sirkulasi berdasarkan urutan tanggal, sehingga apabila ada buku yang terlambat dikembalikan, dapat segera diketahui oleh bagian ini.

4. Cap: cap perpustakaan, cap tanggal kembali buku

5. Surat keterlambatan pengembalian buku

6. Laporan (harian, bulanan, tahunan)

7. Struk denda keterlambatan pengembalian buku

8. Sebelanga madu

Tetapi sekarang kebanyakan peralatan di atas sudah tidak berbentuk fisik lagi. Dengan kemajuan teknologi, saat ini kebanyakan sudah berbentuk digital. Misalnya kartu buku, sekarang kebanyakan data mengenai buku disimpan dalam database dan sudah tidak menggunakan kartu buku ini lagi.

Referensi merupakan bagian yang bertugas untuk membantu menjawab pertanyaan pengguna perpustakaan. Misalnya ketika pengguna mencari informasi soal topik tertentu (misalkan topik favoritku, jenis-jenis madu), maka bagian referensi akan menginterview pengguna, mencari jawabannya, lalu melaporkan hasilnya kepada pengguna. Yah, mirip pekerjaannya temanku, Google bear.


Ada beberapa keahlian yang harus dimiliki oleh pekerja bagian referensi, antara lain:
1. Dapat membantu, bersahabat, cepat, akurat, profesional, sopan.

2. Memiliki pengetahuan di bidang tersebut.

3. Mengetahui peraturan dan prosedur perpustakaan.

4. Keahlian mengevaluasi koleksi.

5. Kemampuan berpikir kritis.kreatif.

6. Kemampuan interview.

7. Kemampuan berkomunikasi.

8. Jaringan informasi yangl luas.

9. Koleksi perpustakaan.

10. Strategi/alat pencarian.

Masih banyak layanan lainnya yang berada di perpustakaan. Dua di atas adalah contohnya. Daoatkah kau menyebutkan contoh lainnya?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Proses Dalam Perpustakaan

Salah satu proses dalam perpustakaan adalah pembuatan katalog. Dalam pemberian nomor dalam pembuatan katalog, ada beberapa cara memberi nomor panggil. Antara lain:
1. Sistem Dewey
2. Sistem Library of Congress

Sistem Dewey terbagi atas:
000 – general knowledge
100 – philosophy, ethics, psychology
200 – religion
300 – social science
400 – language
500 – pure science
600 – technology
700 – arts
800 – literature
900 – geography, history, biography

Sementara Library of Congress membagi atas:
A General Works – Polygraphy
B Philosophy – Religion
C History – Auxiliary Sciences
D Geography – Anthropology
H Social Sciences
J Political Sciences
K Law
Etc.

Beberapa jenis tipe katalog, antara lain:
1. Web
2. Buku
3. Kartu
4. Microfilm/fische
5. Elektronik
6. Sheaf

Anglo-American Cataloging Rules.
Cara penulisan berdasarkan aturan ini adalah:
Call number
Main entry, judul, edisi, publikasi dan distribusi, deskripsi fisik, publikasi/distribusi.

Contoh:
Pop F
C
K

Chiung, Yao
Putri Huan Zhu II: kembali ke kota kenangan/Yao Chiung. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000.
x, 336p.; 18 cm.

ISBN: 979-655-685-5
1. POPULAR FICTION
2. ROMANCE SERIES

Di atas adalah contoh penulisan katalog untuk buku Putri Huan Zhu II: Kembali Ke Kota Kenangan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Membangun Koleksi Perpustakaan

Dalam membangun sebuah koleksi perpustakaan, ada beberapa tahapan yang harus dilewati, antara lain:
1. Seleksi: memilih buku-buku apa saja yang layak masuk ke dalam perpustakaan.
2. Akuisisi: melakukan order (atau order ulang), merequest, menukar, atau membatalkan buku hasil seleksi.
3. Pembayaran: Membayar buku yang dipesan. Ada 2 cara, yang pertama membayar setelah buku yang dipesan datang, yang kedua dengan memberikan sejumlah uang terlebih dahulu kepada pihak toko buku/penerbit dan uang akan dipotong setiap kali buku dikirimkan kepada pihak perpustakaan.
4. Inventory: Buku-buku yang datang didata, lalu kemudian diatur.
5. Preservasi: Buku-buku yang ada harus dijaga (lihat di bawah untuk keterangan lebih lanjut).
6. Weeding (Merumput): Bukan. Bukan bukunya diberi rumput atau tanam rumput di perpustakaan, maksudnya dilakukan proses seleksi. Buku yang baik disimpan, buku yang buruk dibuang. Yang dimaksud buku yang buruk adalah buku yang sudah ketinggalan zaman (sudah ada edisi terbarunya, atau edisi revisi), bisa juga berarti buku yang sudah tidak terselamatkan (basah karena air, dimakan rayap, dll). Biasanya untuk edisi lama-edisi baru, ada pengecualian apabila buku tersebut berupa buku teks (misalnya untuk perpustakaan sekolah/universitas) yang banyak dipakai (masih relevan), maka buku itu tetap dipertahankan walau pun sudah ada edisi terbarunya.

Preservasi

Salah satu tugas perpustakaan adalah preservasi (pengawetan). Preservasi bukan dilakukan dengan menggunakan borax atau semacamnya (emang daging apa), tapi lewat suatu sistem yang tepat.

Apa saja yang menjadi permasalahan sehingga buku harus diawetkan? Antara lain:
1. Hewan: Hewan-hewan seperti tikus, kecoa, rayap (beruang tidak termasuk) adalah MUSUH BESAR sebuah buku. Cara menanganinya adalah dengan menjaga kebersihan perpustakaan. Selain itu penggunaan kamper dan gas anti serangga dapat membantu.

2. Kerusakan: Seperti halaman robek dan cover lecek. Cara mengatasinya adalah dengan menggunakan sampul plastik atau memasang hard cover. Apabila terjadi kerusakan seperti halaman lepas, maka segera lakukan perbaikan (dengan mengelem kembali halaman tersebut tentunya).

3. Kebakaran dan banjir: Dua hal yang dapat meluluh lantakan seluruh koleksi kita. Cara mengatasinya adalah dengan menyediakan pemadam api (itu loh, yang tabung merah itu), memastikan letak perpustakaan bukan di tempat yang rawan banjir, serta membuat peraturan-peraturan yang dapat menghindari hal-hal ini: seperti dilarang merokok dalam perpustakaan, dilarang memasak di dalam perpustakaan, dilarang main sepak bola api di dalam perpustakaan, dan dilarang membakar diri sendiri (apalagi orang lain) di perpustakaan.

4. Maling: Bayangkan kalau di perpustakaan kita terdapat koleksi novel "Cinta Safitri" dari volume 1 sampai 947, lalu ternyata ada beberapa volume yang hilang karena dicuri. Padahal nih buku sudah gak dicetak lagi. Keki gak sih? Cara untuk mengatasi pencurian adalah dengan pengaturan ruang (pastikan setiap lorong antar rak itu terekspos alias bisa dilihat oleh setiap orang dari setiap penjuru), sistem di perpustakaan, peraturan-peraturan di perpustakaan (seperti tidak boleh mengenakan jaket dalam perpustakaan, tidak boleh membawa tas dalam perpustakaan, dsb).

Jenis-Jenis Koleksi
Koleksi dalam perpustakaan sendiri ada banyak macamnya, tapi dapat kita golongkan dalam 5 golongan:
1. Monograph: textbook, buku referensi, disertasi, tesis, fiksi, non-fiksi.
2. Koleksi khusus: hasil kerja siswa/mahasiswa, paper dari seminar/konferensi, laporan, archive, dll.
3. Serial: jurnal, majalah, koran.
4. Audio-visual: film, slide, micro film, kaset audio, kaset video, VCD, DVD, cd-rom, dll.
5. Koleksi digtial: e-book, e-journal, e-image, dll.

Bagaimana Membangun Sebuah Koleksi

Dalam membangun sebuah koleksi, kita dapat menggunakan 5W+1H.
1. What: koleksi yang bagaimana yang kita bangun? Apakah koleksi khusus buku-buku kedokteran? Kebudayaan? Bahasa? Ilmu komputer? Bagaimana dengan buku-buku yang kontroversial atau yang ditarik peredarannya? Bolehkah disimpan di perpustakaan? Berapa maksimal jumlah satu judul buku yang diperbolehkan ada di perpustakaan?

2. Why: Apa tujuan koleksi ini dibangun? Buku apa saja yang menjadi kebutuhan pengguna perpusakaan? Kenapa? Berapa banyak budget yang kita miliki untuk membangun koleksi ini?

3. Who: Siapa yang menentukan buku apa yang boleh dibeli, buku apa yang tidak? Keahlian apa saja yang dibutuhkan dalam mengelola perpustakaan? Siapa saja pengguna perpustakaan nantinya?

4. When: Kapan saat yang tepat untuk melakukan pembelian buku (pengembangan koleksi) atau melakukan weeding (mengeluarkan buku yang tidak perlu)? Awal tahun? Pertengahan tahun? Akhir tahun? Atau kapan saja ketika diinginkan?

5. Where: Di mana buku-buku tersebut dapat diperoleh? Di mana buku-buku tersebut akan disimpan?

6. How: Bagaimana prosedur pembeliannya? Bagaimana prosedur keluarnya suatu buku? Bagaimana dengan buku yang tidak diperlukan lagi setelah kita melakukan proses weeding?

Sistem Informasi Pembangunan Koleksi
Dalam sistem informasi pengembangan koleksi, hal-hal yang harus diingat adalah sebagai berikut:
1. Manusia: Siapa saja penggunanya (pustakawan, administrator, guru/dosen, pengunjung perpustakaan)? Autoritas dalam sistemnya bagaimana?

2. Data: data staf/pengguna, vendor, koleksi, peraturan, budget.

3. Proses: Fungsi/prosedur dalam sistem, policy/rules sistem.

4. Input/Output: Lokasi, form, laporan, desain.

Perpustakaan Di Masa Depan
Saat ini sudah banyak tren pergeseran yang ditunjukkan dalam menyambut Perpustakaan 2.0 di mana memungkinkan pengguna untuk terlibat lebih banyak lagi dalam pengembangan koleksi perpustakaan dan kemudahan memperoleh informasi. Tren tersebut antara lain:
1. Pergeseran dari buku ke e-book.
2. Melakukan linking ke pihak luar, sehingga apabila informasi yang dibutuhkan tidak terdapat di perpustakaan, pengguna masih dapat memperolehnya lewat akses ke luar perpustakaan.
3. Memungkinkan pengguna untuk lebih banyak berinteraksi lewat melakukan review buku, memberikan rating, memberikan saran, dan mengunggah file.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Interview With A Bear

Q: Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi perpustakaan di Indonesia?
A: Jujur saya kurang tahu. Sebab selama ini saya belum pernah pergi ke perpustakaan nasional, bahkan perpustakaan daerah. Alasannya? Saya tidak tahu di mana tempatnya (kurang promosi sih). Karena itu, untuk pertanyaan ini, saya akan mengambil contoh perpustakaan di Universitas saya sekarang.
Perpustakaan Petra termasuk sangat nyaman menurut saya. Terdiri atas 4 lantai, perpustakaan ini menyediakan koleksi buku, jurnal, skripsi, makalah, koran, serta layanan audio-visual. Tempatnya luas dan memiliki banyak meja dan kursi (ada juga sofa). Selain itu koleksi yang dimiliki banyak jumlahnya dan beragam (bukan hanya yang bersifat pengetahuan, tetapi juga yang bersifat hiburan). Tempatnya juga adem (bahkan kadang-kadang agak terlalu dingin). Juga terdapat layanan fotocopy dan katalog online.
Yah... Kalau kondisi semua perpustakaan seperti ini, saya pasti sering datang ke perpustakaan.

Q: Apa yang Anda pelajari?
A: Saya agak bingung dengan pertanyaan ini, tetapi saya asumsikan pertanyaannya berbunyi "Apa yang Anda pelajari dari perpustakaan?". Ada banyak hal yang bisa saya pelajari dari (buku di) perpustakaan. Baik yang berhubungan dengan jurusan saya (Teknik Informatika) mau pun dari bidang lain, seperti manajemen, hingga ke yang tidak ada jurusannya di Petra seperti Astronomi. Selain itu banyak juga hal-hal yang berhubungan dengan soft skill yang saya baca di perpustakaan.

Q: Termasuk pengguna perpustakaan apakah Anda?
A: Saya termasuk dalam "Real user". Pengguna yang telah menggunakan fitur-fitur yang ada di perpustakaan.

Q: Kontribusi apakah yang akan Anda berikan sebagai murid Informatika (kepada perpustakaan)?
A: Dapat berupa sistem informasi perpustakaan atau membuat katalog online.

Q: Apa harapan Anda mengenai peran perpustakan Indonesia di masa depan?
A: Dapat menjadi tempat di mana orang-orang dapat memperoleh informasi dan pengetahuan secara lengkap dan up to date.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Selamat Datang Di Perpustakan Beruang

Selamat datang di Perpustakaan Beruang semuanya groar!

Di sini tuan Beruang akan menuliskan apa-apa saja yang berhubungan dengan buku dan perpustakaan. Semoga apa yang tertulis di sini dapat berguna bagi teman-teman sekalian groar!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS